Senin, 20 Januari 2014

PROPOSAL PENELITIAN

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga Riil Terhadap Cadangan Primer Dan Kredit Untuk Nasabah Bank Mandiri



BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Permasalahaan yang dihadapi ekonomi dunia dewasa ini semakin pelik. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global sebagai dampak peningkatan harga komonitas dunia terutama harga minyak dan pangan, diperparah lagi dengan krisis keuangan hebat yang melanda Amerika Serikat yang mengakibatkan luluhnya industri keuangan global. Krisis ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan inflasi dibeberapa negara, yang akan diikuti oleh kenaikan suku bunga, dan gejolak nilai tukar. Mengingat sistem keuangan suatu negara tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling terkait dan terintegrasi dengan sistem keuangan dinegara lain secara global, maka guncangan dunia keuangan global ini akan menjadi batu ujian pada kekuatan perekonomian nasional kedepan. Hal ini mendorong penulis untuk meneliti fenomena tersebut melalui tesis yang bertitel:
Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga Riil Terhadap Cadangan Primer Dan Kredit Untuk Nasabah Bank Mandiri


Literatur empiris yang menguji dampak inflasi terhadap pertumbuhan dan kualitas kredit perbankan domestik pernah dilakukan oleh Bank Indonesia (2008). Hasil pengujian menunjukan bahwa inflasi secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan dan kualitas kredit (NPL). Namun, pengaruh inflasi tersebut bersifat tidak langsung karena ditansmisikan melalui pertumbuhan ekonomi dengan proxy Industrial Production Index (IPI). Selanjutnya dengan memasukkan perkiraan angka IPI, BI rate, nilai tukar dan oil price ke depan, hasil simulasi memperlihatkan bahwa setiap kenaikan inflasi sebesar 1% akan menurunkan pertumbuhan kredit sekitar 0,12% dan meningkatkan NPL sekitar 0,02%. Sementara itu, Perry Warjiyo (2006) dalam papernya
Stabilitas Sistem Perbankan Dan Kebijakan Moneter: Keterkaitan Dan Perkembangannya Di Indonesia , menyatakan bahwa eratnya keterkaitan antara kondisi kesehatan dan stabilitas perbankan dengan kebijakan moneter melalui kebijakan suku bunga, perubahan inflasi dan kurs rupiah.

1.2 Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis mencoba merumuskan persoalan dalam bentuk pertanyaan:

1.  Bagaimanakah pengaruh nilai tukar rupiah terhadap USD, GBP, dan JPY terhadap cadangan primer Bank Mandiri ?
2.  Bagaimanakah pengaruh suku bunga riil Indonesia, Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang terhadap cadangan primer Bank Mandiri ?
3.  Bagaimanakah pengaruh nilai tukar rupiah terhadap USD, GBP, dan JPY terhadap kredit untuk nasabah Bank Mandiri ?
4.  Bagaimanakah pengaruh suku bunga riil Indonesia, Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang terhadap kredit untuk nasabah Bank Mandiri ?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap USD, GBP, dan JPY terhadap cadangan primer Bank Mandiri.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh suku bunga riil Indonesia,v Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang terhadap cadangan primer Bank Mandiri.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap USD, GBP, dan JPY terhadap kredit untuk nasabah Bank Mandiri.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh suku bunga riil Indonesia, Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang terhadap kredit untuk nasabah Bank Mandiri.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, maupun bagi para pembaca atau pihak-pihak lain yang berkepentingan.

1.  Manfaat akademis

Penelitian ini erat hubungannya dengan mata kuliah Manajemen Dana Bank, Manajemen Perkreditan, Keuangan Internasional, Institusi Depositori dan Pasar Modal, sehingga dengan melakukan penelitian ini diharapkan penulis dan semua pihak yang berkepentingan dapat lebih memahaminya.

2.  Manfaat dalam implementasi atau praktik.

Penelitian ini memfokuskan kepada Bank Mandiri sebagai objek penelitian, sehingga diharapkan para pengambil kebijakan dalam Bank Mandiri maupun pihak- pihak lain yang berkepentingan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

1.5 Batasan Masalah

Mengingat begitu luasnya ruang lingkup pada penelitian ini, maka penulis membatasi permasalahan tersebut pada:

1.  Mengingat banyaknya jumlah bank di Indonesia, maka penulis dalam penelitiaan ini hanya menggunakan aktiva pada Bank Mandiri sebagai bahan penelitian.

2.  Aktiva suatu bank terdiri dari beberapa pos, sehingga penulis akan mengelompokan pos-pos pada  aktiva tersebut berdasarkan skala prioritas penggunaan dana, yaitu:

a.  Cadangan primer; terdiri dari kas, penempatan pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, dan penempatan pada lain.
b.  Cadangan sekunder; terdiri dari surat berharga yang dimiliki, dan obligasi pemerintah.
c.  Kredit untuk nasabah; terdiri dari kredit yang diberikan.
d.  Investasi untuk pendapatan; terdiri dari penyertaan.
Dalam penelitian ini penulis hanya memfokuskan pembahasan pada cadangan primer dan kredit untuk nasabah.

3.  Sesuatu hal yang tidak mungkin penulis lakukan untuk memasukan semua data suku bunga, inflasi, dan kurs rupiah terhadap semua negara, maka dalam penelitiaan ini penulis membatasinya dengan menggunakan data suku bunga, inflasi, dan kurs rupiah terhadap negara Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang.

4.  Data penelitiaan yang digunakan adalah data per-triwulan dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2008, diawali dari triwulan IV tahun 2000 sampai dengan triwulan II tahun 2008.

5.  Data yang diteliti seluruhnya merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan bulanan, triwulan, dan tahunan Bank Indonesia. Data yang dikumpulkan berupa data runtun waktu (time series).

6.  Alat bantu yang digunakan untuk menganalisa data statistik agar dapat diolah, ditampilkan, dan dimanipulasi sehingga dapat menyajikan suatu informasi dalam penelitian ini menggunakan peranti lunak atau software SPSS dan EView


BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Neraca Bank

Penulis mengutip dari suplemen kuliah Institusi Depositori dan Pasar Modal oleh Soedijono yang menguraikan bahwa untuk memenuhi ketentuan hukum, sarana pengambilan keputusan manajerial, dan sarana kegiatan perencanaan dan pengawasan, semua badan usaha menyelenggarakan sistem akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan, minimal terdiri dari neraca dan laporan rugi laba. Neraca sebuah bank dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu aktiva dan pasiva. Selanjutnya pasiva sebuah bank terdiri dari utang dan modal.

2.2 Inflasi dan Kurs

Beberapa pengertian inflasi yang penulis kutip dari berbagai sumber, diantaranya adalah:

1.  Menurut artikel Pengertian Inflasi, Stagnasi & Stagflasi Serta Dampak Sosial Inflasi dari Organisasi.Org, Inflasi adalah suatu keadaan di mana harga barang- barang secara umum mengalami kenaikan dan berlangsung dalam waktu yang lama dan terus-menerus.

2.  Menurut Wikipedia, inflation is a rise in the general level of prices of goods and services in an economy over a period of time.

3.  Menurut Investopedia, the rate at which the general level of prices for goods and services is rising, and, subsequently, purchasing power is falling. Bank Indonesia dan Inflasi serta Kurs Rupiah Sesuai dengan UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah (Pasal 7). Amanat ini memberikan kejelasan peran bank sentral dalam perekonomian, sehingga dalam pelaksanaan tugasnya Bank Indonesia dapat lebih fokus dalam pencapaian "single objective"-nya. Kestabilan nilai rupiah tercermin dari tingkat inflasi dan nilai tukar yang terjadi.Tingkat inflasi tercermin dari naiknya harga barang-barang secara umum. Faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu tekanan inflasi yang berasal dari sisi permintaan dan dari sisi penawaran. Dalam hal ini, BI hanya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi tekanan inflasi yang berasal dari sisi permintaan. Karena itu, untuk dapat mencapai dan menjaga tingkat inflasi yang rendah dan stabil, diperlukan adanya kerjasama dan komitmen dari seluruh pelaku ekonomi, baik pemerintah maupun swasta.

2.3 Suku Bunga

Beberapa pengertian tentang suku bunga, diantaranya adalah:

1.  Menurut Djaslim Saladin, Konsep Dasar Ekonomi Dan Lembaga, menguraikan pendapat David Ricardo yang berpendapat bunga adalah jika memang banyak yang dapat dilakukan dengan mengunakannya, banyak pula yang diberikan dengan mengunakannya. Sedangkan Bohm Bawaer mengangap bahwa bunga itu timbul karena orang lebih menyukai barang di masa datang, dan menganggap bunga adalah diskonto yang harus dibayarkan. Bunga ditentukan oleh penyediaan dan permintaan akan dana yang dipinjam.

2.  Menurut Manuharawati dan Rudianto Artiono dalam Matematika Keuangan, bunga adalah suatu jasa yang berbentuk uang yang diberikan oleh seorang peminjam atau pembeli terhadap orang yang meminjamkan modal atau penjual atas persetujuan bersama.

3.  Menurut M. Farid M dalam tesisnya menguraikan bahwa dalam literatur ekonomi, yang dimaksud dengan suku bunga adalah ‘harga’ yang terjadi dipasar uang dan modal. Harga disini adalah harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu yang ditentukan bersama.

4.  Menurut Nopirin dalam bukunya pengantar ilmu ekonomi makro-mikro menguraikan bahwa dalam pengertian sempit, kaum klasik berpendapat bahwa suku bunga merupakan hasil interaksi antara tabungan dan investasi. Definisi kaum klasik tersebut hanya mencakup aktivitas fiskal. Berbeda dengan pengertian suku bunga yang dikemukakan oleh John Maynard Keynes, bahwa suku bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap uang.


BAB III. PERUMUSAN HIPOTESA


Berdasakan tinjauan pustaka atau kerangka pemikiran diatas, maka penulis mencoba untuk merumuskan hipotesis yang akan diuji kebenarannya, apakah hasil penelitian akan menerima atau menolak hipotesis tersebut, sebagai berikut:

H01 :  Tidak ada pengaruh nilai tukar rupiah terhadap USD, GBP, dan JPY terhadap cadangan primer Bank Mandiri.

H02 :  Tidak ada pengaruh suku bunga riil Indonesia, Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang terhadap cadangan primer Bank Mandiri.

H03 :   Tidak ada pengaruh nilai tukar rupiah terhadap USD, GBP, dan JPY terhadap kredit untuk nasabah Bank Mandiri.

H04 :   Tidak ada pengaruh suku bunga riil Indonesia, Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang terhadap kredit untuk nasabah Bank Mandiri.


BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Data Penelitian

1. Sumber Data

Data yang diteliti diperoleh dari Laporan Tahunan Bank Indonesia (LTBI), laporan triwulanan Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerjasama Internasional (PEKKI) Bank Indonesia, dan Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan Neraca PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK.

2. Jenis Data

a.  Aktiva Bank Mandiri

Pos-pos pada aktiva Bank Mandiri merupakan variabel terikat dan dikelompokan berdasarkan skala prioritas penggunaan dana, yaitu:

*  Cadangan primer, terdiri dari kas, penempatan pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, dan penempatan pada bank lain.
*   Cadangan sekunder, terdiri dari surat berharga yang dimiliki, dan obligasi pemerintah.
*   Kredit untuk nasabah, terdiri dari kredit yang diberikan,
*   Investasi untuk pendapatan, terdiri dari penyertaan.
Dalam hal penelitian ini, penulis hanya fokus kepada cadangan primer dan kredit untuk nasabah.

b.  Kurs rupiah terhadap USD, GBP, dan JPY

Kurs rupiah terhadap USD, GBP, dan JPY merupakan variabel bebas. USD dan GDP merupakan nilai tukar 1 mata uang Amerika Serikat dan Inggris terhadap rupiah, sedangkan JPY merupakan nilai tukar 100 mata uang Jepang terhadap rupiah.

c.  Suku bunga dan inflasi di Indonesia, Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang.

Suku bunga yang dikeluarkan oleh bank sentral masing-masing negara akan dikurangi dengan inflasi pada masing-masing negara sehingga diperoleh suku bunga riil. Suku bunga riil di Indonesia, Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang merupakan variabel bebas.

3. Tipe Data

Data yang diteliti merupakan data sekunder yang dikumpulkan berupa data runtun waktu (time series). Data-data tersebut diterbitkan secara berkala oleh Bank Indonesia dalam bentuk buletin dan laporan triwulan atau tahunan, dengan demikian keabsahan data tersebut merupakan tanggung jawab lembaga tersebut. 

4.2 Objek Penelitian 

Objek penelitian dalam penulisan ini adalah Bank Mandiri.

4.3 Periode Penelitian

Data yang digunakan merupakan data triwulanan dari triwulan IV 2000 sampai dengan triwulan II 2008.

4.4 Variabel Penelitian dan Model Penelitian



4.5 Alat Yang Digunakan

Alat bantu yang digunakan untuk mencari keterkaitan diantara variabel-variabel tersebut diatas adalah peranti lunak atau software EViews 5.0 dan SPSS 13.0 for windows. EViews dan SPSS merupakan peranti lunak atau software yang berbasis windows yang digunakan untuk menganalisa data statistik agar dapat diolah, ditampilkan, dan dimanipulasi sehingga dapat menyajikan suatu informasi sesuai kehendak pengguna. Angka 5.0 dan 13.0 merupakan nomor versi dari EViews dan SPSS.

4.6 Model Analisis

Untuk mencari keterkaitan antara variabel yang tercakup dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis regresi linier dengan metode kuadrat terkecil. Analisis regresi bertujuan untuk mengetahui koefisien korelasi, koefisien determinasi, dan koefisien regresi. Selanjutnya penulis melakukan pengujian hipotesi yaitu pengujian hipotesis secara parsial menggunakan t test dan pengujian hipotesis secara simultan menggunakan F test.

Didalam persamaan regresi linier terdapat perbedaan antara Y hasil observasi yang diperoleh dari data sampel dengan nilai Y sebenarnya, perbedaan inilah yang disebut dengan kesalahan pengganggu atau error atau residual. Semakin kecil nilai kesalahn pengganggu semakin valid nilai Y hasil observasi untuk meramalkan nilai Y populasi. Beberapa buku melambangkan kesalahan penggangu dengan U dan ada juga dengan  e. Dengan adanya kesalahan pengganggu tersebut, maka terdapat beberapa asumsi dalam analisis regresi dengan metode kuadrat terkecil, sehingga estimasi yang dihasilkan bersifat BLUE. Asumsi-asumsi tersebut diantaranya adalah asumsi normalitas, asumsi autokorelasi, asumsi homokedastiditas, dan asumsi multikolinieritas.

4.7 Rencana  Biaya Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian karya ilmiah untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pada universitas gunadarma, maka semua biaya penelitian ditanggung oleh penulis.

4.8 Jadwal Waktu Penelitian

1. Minggu I: Persiapan.
2. Minggu II – IV: Pengumpulan data, pengolahan dan analisis data secara garis besar.
3.Minggu V – IX: Penyusunan laporan draf, mulai dari BAB I sampai dengan BAB V
4. Minggu X - XII: Laporan akhir

BAB V. DAFTAR PUSTAKA


1.  Jhon Hendri. 2009. “ Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Dan Suku Bunga Riil Terhadap Cadangan Primer Dan Kredit Untuk Nasabah Bank Mandiri” . Tesis Universitas Gunadarma. Jakarta.

Selasa, 31 Desember 2013

Kode Bluescreen pada windows

Windows merupakan sistem operasi yang masih banyak dipakai hingga saat ini. Tetapi saat menggunakan sistem operasi ini, kita sering menemui error yang terjadi, error tersebut bisa kejadian dimana layar monitor tiba-tiba berubah berwarna biru. Keadaan tersebut sering disebut BsOD (Blusscreen Of Death).

Keadaan error tersebut kadang kala membuat kita sangat kesal dan juga penasaran, apa yang menjadi penyebab terjadinya error tersebut.

Berikut ini ada beberapa penjelasannya :

1. IRQL_NOT_LESS_OR_EQUAL (0X0000000A)

Ini merupakan biangnya biang kerok pada BsOD. Kenapa? Karena umumnya pada BsOD, pesan ini yang paling sering muncul. Pesan kesalahan ini disebabkan umumnya kerena ada ketidakcocokan driver yang terinstall di komputer.

Daftar Penyebab:
- Masalah driver yang bentrok atau tidak cocok
- Masalah Video Card, hal ini mencakup video card yang di overclock melebihi batas atau Anda baru berganti Video card dan Anda belum menguninstall driver Video card lama dari chipset berbeda
- Masalah Audio Card, meliputi kesalahan konfigurasi atau bug dalam driver sound card

2. NTFS_FILE_SYSTEM atau FAT_FILE_SYSTEM (0X00000024) atau (0X00000023)

Nah, pesan ini setidaknya sudah sedikit “nyambung” memberikan gambaran di mana kerusakan berada, yaitu ada di partisi atau filesystemnya tetapi bukan di harddisknya. Kita bisa melakukan pengecekan dengan memeriksa kabel SATA atau PATA atau bisa mengecek partisi dengan tool chkdsk.

3. UNEXPECTED_KERNEL_MODE_TRAP (0X0000007F)

Bila Anda mendapatkan pesan seperti ini, dapat disebabkan karena:
-  Overclock Hardware yang berlebihan
- Komponen komputer yang kepanasan
- BIOS yang korup
- Memory dan CPU yang cacat


4. DATA_BUS_ERROR

Pesan ini disebabkan karena adanya kemungkinan bahwa memory atau slot memory di motherboard rusak.


5. PAGE_FAULT_IN_NONPAGED_AREA

Disebabkan karena adanya kerusakan hardware, termasuk memory utama, memory video card, atau memory di processor

6. MACHINE_CHECK_EXCEPTION

Disebabkan oleh cacatnya CPU, atau yang di overclock secara agresif, serta power supply yang kekurangan daya atau rusak.

Referensi : http://forum.indowebster.com/

Deja Vu!

Kita sering mendengar kata-kata deja vu. Déjà vu (pengucapan dalam bahasa Inggris: /ˈdeɪʒɑː ˈvuː/ (bantuan·info), pengucapan bahasa Perancis: [/deˈʒa ˈvyː/]) adalah sebuah frasa Perancis yang artinya secara harafiah adalah "pernah melihat" atau "pernah merasa". Maksudnya adalah mengalami sesuatu pengalaman yang dirasakan pernah dialami sebelumnya. Fenomena ini juga disebut dengan istilah paramnesia dari bahasa Yunani para (παρα) yang artinya ialah "sejajar" dan mnimi (μνήμη) "ingatan".

Keanehan fenomena deja vu ini kemudian melahirkan beberapa teori metafisis yang mencoba menjelaskan sebab musababnya. Salah satunya adalah teori yang mengatakan bahwa deja vu sebenarnya berasal dari kejadian serupa yang pernah dialami oleh jiwa kita dalam salah satu kehidupan reinkarnasi sebelumnya di masa lampau.

Berikut ini adalah penjelasan dari beberapa ahli mengenai penjelasan deja vu: 

Terkait dengan Umur dan Penyakit Degeneratif

Pada awalnya, beberapa ilmuwan beranggapan bahwa deja vu terjadi ketika sensasi optik yang diterima oleh sebelah mata sampai ke otak (dan dipersepsikan) lebih dulu daripada sensasi yang sama yang diterima oleh sebelah mata yang lain, sehingga menimbulkan perasaan familiar pada sesuatu yang sebenarnya baru pertama kali dilihat. Teori yang dikenal dengan nama “optical pathway delay” ini dipatahkan ketika pada bulan Desember tahun lalu ditemukan bahwa orang butapun bisa mengalami deja vu melalui indra penciuman, pendengaran, dan perabaannya.


Selain itu, sebelumnya Chris Moulin dari University of Leeds, Inggris, telah menemukan pula penderita deja vu kronis: orang-orang yang sering dapat menjelaskan secara rinci peristiwa-peristiwa yang tidak pernah terjadi. Mereka merasa tidak perlu menonton TV karena merasa telah menonton acara TV tersebut sebelumnya (padahal belum), dan mereka bahkan merasa tidak perlu pergi ke dokter untuk mengobati ‘penyakit’nya karena mereka merasa sudah pergi ke dokter dan dapat menceritakan hal-hal rinci selama kunjungannya! Alih-alih kesalahan persepsi atau delusi, para peneliti mulai melihat sebab musabab deja vu ke dalam otak dan ingatan kita.


Baru-baru ini, sebuah eksperimen pada tikus mungkin dapat memberi pencerahan baru mengenai asal-usul deja vu yang sebenarnya. Susumu Tonegawa, seorang neuroscientist MIT, membiakkan sejumlah tikus yang tidak memiliki dentate gyrus, sebuah bagian kecil dari hippocampus, yang berfungsi normal. Bagian ini sebelumnya diketahui terkait dengan ingatan episodik, yaitu ingatan mengenai pengalaman pribadi kita. Ketika menjumpai sebuah situasi, dentate gyrus akan mencatat tanda-tanda visual, audio, bau, waktu, dan tanda-tanda lainnya dari panca indra untuk dicocokkan dengan ingatan episodik kita. Jika tidak ada yang cocok, situasi ini akan ‘didaftarkan’ sebagai pengalaman baru dan dicatat untuk pembandingan di masa depan.


Menurut Tonegawa, tikus normal mempunyai kemampuan yang sama seperti manusia dalam mencocokkan persamaan dan perbedaan antara beberapa situasi. Namun, seperti yang telah diduga, tikus-tikus yang dentate gyrus-nya tidak berfungsi normal kemudian mengalami kesulitan dalam membedakan dua situasi yang serupa tapi tak sama. Hal ini, tambahnya, dapat menjelaskan mengapa pengalaman akan deja vu meningkat seiring bertambahnya usia atau munculnya penyakit-penyakit degeneratif seperti Alzheimer: kehilangan atau rusaknya sel-sel pada dentate gyrus akibat kedua hal tersebut membuat kita sulit menentukan apakah sesuatu ‘baru’ atau ‘lama’.

Menciptakan ‘Deja Vu’ dalam Laboratorium

Salah satu hal yang menyulitkan para peneliti dalam mengungkap misteri deja vu adalah kemunculan alamiahnya yang spontan dan tidak dapat diperkirakan. Seorang peneliti tidak dapat begitu saja meminta partisipan untuk datang dan ‘menyuruh’ mereka mengalami deja vu dalam kondisi lab yang steril. Deja vu pada umumnya terjadi dalam kehidupan sehari-hari, di mana tidak mungkin bagi peneliti untuk terus-menerus menghubungkan partisipan dengan alat pemindai otak yang besar dan berat. Selain itu, jarangnya deja vu terjadi membuat mengikuti partisipan kemana-mana setiap saat bukanlah hal yang efisien dan efektif untuk dilakukan. Namun beberapa peneliti telah berhasil mensimulasikan keadaan yang mirip deja vu.
Seperti yang dilaporkan LiveScience, Kenneth Peller dari Northwestern University menemukan cara yang sederhana untuk membuat seseorang memiliki ‘ingatan palsu’. Para partisipan diperlihatkan sebuah gambar, namun mereka diminta untuk membayangkan sebuah gambar yang lain sama sekali dalam benak mereka. Setelah dilakukan beberapa kali, para partisipan ini kemudian diminta untuk memilih apakah suatu gambar tertentu benar-benar mereka lihat atau hanya dibayangkan. Ternyata gambar-gambar yang hanya dibayangkan partisipan seringkali diklaim benar-benar mereka lihat. Karena itu, deja vu mungkin terjadi ketika secara kebetulan sebuah peristiwa yang dialami seseorang serupa atau mirip dengan gambaran yang pernah dibayangkan.


LiveScience juga melaporkan percobaan Akira O’Connor dan Chris Moulin dari University of Leeds dalam menciptakan sensasi deja vu melalui hipnosis. Para partisipan pertama-tama diminta untuk mengingat sederetan daftar kata-kata. Kemudian mereka dihipnotis agar mereka ‘melupakan’ kata-kata tersebut. Ketika para partisipan ini ditunjukkan daftar kata-kata yang sama, setengah dari mereka melaporkan adanya sensasi yang serupa seperti dejavu, sementara separuhnya lagi sangat yakin bahwa yang mereka alami adalah benar-benar deja vu. Menurut mereka hal ini terjadi karena area otak yang terkait dengan familiaritas diganggu kerjanya oleh hipnosis.

Ucapan Yang Sebaiknya Tidak Dikatakan Pada Buah Hati

Buah Hati merupakan anugerah terbesar dari Tuhan pada pasangan suami istri. Mereka adalah "titipan" Tuhan yang paling berharga harus "dibentuk". Sebab buah hati bagaikan "kertas putih polos", kewajiban dan tanggung jawab orang tuanyalah untuk mengisinya dan mendidiknya dalam perkataan maupun perbuatan.

Namun terkadang, buah hati pun kerap membuat ulah yang membuat orangtua kesal dan bahkan marah. Tapi perlu anda ingat, bagaimanapun tak setuju dan merasa jengkel dengan perilaku buah hati, ada beberapa ucapan yang tak boleh Anda sampaikan padanya.

Berikut adalah beberapa contohnya :

1. Ayah/Ibu jauh lebih bertanggungjawab saat masih seusiamu

Membandingkan anak dengan diri Anda sendiri sewaktu kecil, dapat mematahkan hati anak. Sebagai orangtua kita harus tahu lebih banyak memahami mengapa mereka melakukannya terutama saat ada masalah yang sedang menimpa anak Anda.

2. Mengapa kau tidak bisa seperti kakak/adikmu?

Ini adalah hal yang sering dikatakan orangtua pada orangtuanya, membanding bandingkan kemampuan anak dengan saudara atau orang lain. Sebaiknya, jangan lakukan ini agar tidak terjadi permusuhan antara anak-anak Anda. Lalu, mulai hari ini berhentilah untuk menilai mereka satu sama lain.

3. Kau selalu punya cara untuk menyakitiku

Ada kalanya anak-anak menyakiti perasaan orangtua dengan melawan keinginan mereka. Hal yang dilakukannya itu, bisa hal yang tidak disengaja tetapi tak menutup si anak melakukannya dengan sengaja.

Namun, mengucapkan hal tersebut akan membuat anak Anda merasa bersalah tentang keputusannya. Anak mungkin akan berupaya untuk membahagiakan orang tua dengan menuruti kemauan Anda. Namun, cara itu akan membuatnya terkekang.

Senin, 30 Desember 2013

Pergeseran Makna Kata

Di dunia ini tidaklah ada yang abadi, semuanya pasti berbah/bergeser. Seperti para pejabat yang bergeser dari kursi jabatannya saat masa baktinya habis, musim panas yang bergeser berganti dengan musim hujan. Demikian pula halnya dengan makna kata, yang akhir-akhir ini ada yang mengalami pergeseran.

Berikut ini beberapa contoh pergeseran makna kata :

1. Kata galau

Menurut KBBI juga, galau itu ketika pikiran kita tidak keruan. Artinya, kalau kita lagi galau, kita pasti gak bisa mikirin sesuatu dengan jernih dan benar. Pikiran kita kacau.

Yang terjadi, kita memakai kata “galau” ini seringnya kepada orang yang ngomongin mantannya, inget-inget masa lalu yang indah sama mantannya.

2. Kata Rasis

Rasis atau yang juga dikenal dengan rasialisme itu sebenernya artinya mengunggulkan ras sendiri dan menganggap ras sendiri itu paling baik.

Yang terjadi sekarang ini istilah rasis justru dipakai bukan untuk membedakan ras dan suku bangsa. Orang yang pake smartphone terbaru aja bisa dibilang rasis sama yang hp-nya masih monophonic, padahal kalau dia memang butuh dan sangat memanfaatkan fitur canggih di smartphone tersebut, artinya dia tepat guna membeli smartphone.



Tabrakan Bahasa

Di dunia terdapat beragam jenis bahasa. Tiap bahasa biasanya digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pada daerah tertentu, dan biasanya disebut bahasa daerah.

Tiap bahasa daerah biasanya memiliki banyak kesamaan dalam arti, tetapi banyak pula yang berbeda dalam arti. 

Nah perbedaan dalam arti inilah, yang sering kali menyebabkan "tabrakan bahasa". Tabrakan tersebut terjadi bila orang dari daerah tertentu yang memakai bahasa daerahnya untuk berkomunikasi dengan orang dari daerah lain yang memakai bahasa daerah yang berbeda pula.

Berikut ini beberapa contoh terjadinya tabrakan tersebut :

1. Cokot (Sunda-Jawa)

Di suatu sore nan sejuk. Seorang Sunda dan temannya yang Jawa sedang jalan-jalan sore. Kemudian dua bersahabat itu menemui sesosok kotoran kambing di jalan berbatu itu. Sang Sunda teriak, “Jih, ta*i embek! Cokot, awaskeun!” Kemudian sang teman Jawa ngedeketin kotoran itu, dan menggigitnya. 

Padahal maksud yang Sunda, “Ih, ada kotoran kambing! Ambil terus singkirkan!” Dan teman yang Jawa malah memahami, “Ih, ada kotoran kambing! Gigit terus singkirkan!” Soalnya cokot di dalam bahasa Sunda artinya ambil, sedangkan di bahasa Jawa artinya gigit.

2. Tempe-tempek (Indonesia-Jawa)

Penulisannya emang agak beda, tapi pelafalannya mirip. Pokoknya jangan bilang, “Aku mau tempe,” pas saat berkunjung ke tempat orang Jawa. Bisa dianggap tidak punya sopan santun. Soalnya tempe(k) dalam bahasa Jawa artinya kemaluan cewek.

3. Kenyang (Indonesia-Bali)

Hampir sama dengan contoh kasus sebelumnya, saat berkunjung ke Bali, jangan pernah bilang, “Abis makan kenyang nih!” Nanti dianggap freak atau maniak sex. Soalnya dalam bahasa Bali kenyang artinya ereksi.

4. Gedang (Sunda-Jawa)

Ada seseorang dari Sunda sedang sakit parah. Menurut dokter, dia tidak boleh makan pisang, kalau makan pisang sakitnya bisa tambah parah. Makanya, dia minta tolong temennya yang dari Jawa untuk beli buah selain pisang. “Cig, pangmeulikeun gedang.” Dalam bahasa Sunda, artinya, “Tolong beliin pepaya.”

Sang teman datang dengan segepok pisang, dan yang Sunda teriak, “Maneh rek maehan urang?” Atau “Lo mau ngebunuh gue?” Lalu mereka bertengkar.

Soalnya gedang di dalam bahasa Sunda artinya pepaya, sedangkan di bahasa Jawa artinya pisang.

5. Manuk (Batak-Sunda)

Seorang batak pergi ke pasar untuk berbelanja. Di tempat penjualan ayam, dia bertanya kepada pedagang ayam, yang kebetukan orang sunda berapa harga manukmu”. Sang penjual tiba-tiba marah dan mengamuk. Dia tersinggung, karena di dalam bahasa Sunda manuk artinya burung, sedangkan di bahasa Batak artinya ayam.


Tentang Arti Cinta

Tugas kelompok membuat video


Nama Anggota kelompok :

- Aurie Isakh (19112042)

- Tondy Margomy (19112016)

- Rolan Samuel (1A111027)





Ketika kita menemukan seseorang 
Yang keunikannya sejalan dengan kita

Kita bergabung dengannya 
Dan jatuh ke dalam suatu keunikan serupa yang dinamakan cinta

Cinta yang sebenarnya adalah 
Ketika anda menitikan air mata 
Dan masih peduli terhadapnya

Ketika dia tidak mempedulikan anda
Dan anda masih menunggunya dengan setia

Ketika dia mulai mencintai orang lain
Dan anda masih bisa tersenyum
Dan berkata : " Aku turut berbahagia untukmu "

Apabila cinta tidak bertemu, bebaskan diri anda
Biarkan hati anda kembali ke alam bebas lagi

Anda mungkin menyadari
Bahwa anda menemukan cinta dan kehilangannya
Tetapi ketika cinta itu mati
Anda tidak perlu mati bersama cinta itu

Mencintai juga bukanlah
Bagaimana anda melupakan dia bila ia berbuat kesalahan, 
Melainkan bagaimana anda memaafkan

Bukanlah bagaimana anda mendengarkan,
Melainkan bagaimana anda mengerti

Bukanlah apa yang anda lihat,
Melainkan apa yang anda rasa

Bukanlah bagaimana anda melepaskan,
Melainkan bagaimana anda bertahan

Mungkin akan tiba saatnya dimana anda harus mencintai seseorang
Bukan karena orang itu berhenti mencintai anda
Melainkan karena anda menyadari
Bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila anda melepaskannya

Kadangkala orang yang paling mencintai anda adalah
Orang yang tidak pernah menyatakan cinta pada anda
Karena ia takut anda berpaling dan memberi jarak

Dan bila suatu saat ia pergi, anda akan menyadari
Ia adalah cinta yang tidak anda sadari