· Masyarakat
desa :
ü umumnya mata pencaharian masyarakat desa adalah bertani tapi tak sedikit juga yg bermata
pencaharian berdagang
ü Tingkat
kepadatan penduduk di masyarakat desa lebih rendah
ü masyarakat
desa masih memegang teguh keagamaan atau
adat dari leluhur mereka
ü masyarakat
desa lebih condong saling tolong-menolong tidak hidup individualism
ü kehidupan
masyarakat desa relative lebih mudah disatukan
· Masyarakat
kota :
ü umumnya mata pencaharian masyarakat kota adalah pegawai kantoran
ü Tingkat
kepadatan penduduk di masyarakat kota lebih tinggi
ü Masyarakat
kota kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan
karena memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja
ü kehidupan
masyarakat kota sering sukar untuk disatukan, karena perbedaan politik dan
agama dan sebagainya
2.
Hakikat keragaman & kesetaraan manusia
ü Keragaman
manusia
Keragaman
berasal dari kata ragam. Keragaman menunjukkan adanya banyak macam, banyak
jenis. Keragaman manusia dimaksudkan bahwa setiap manusia memiliki perbedaan.
Perbedaan itu ada karena manusia adalah makhluk individu yang setiap individu
memiliki ciri-ciri khas tersendiri. Perbedaan itu terutama ditinjau dari
sifat-sifat pribadi, misalnya sikap, watak, kelakuan, temperamen, dan hasrat.
Keragaman
merupakan salah satu realitas utama yang dialami masyarakat dan kebudayaan di
masa silam, kini dan di waktu-waktu mendatang
ü Kesetaraan
manusia
Kesetaraan
berasal dari kata setara atau sederajat. Kesetaraan atau kesederajatan
menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi
atau tidak lebih rendah antara satu sama lain.
Kesetaraan
merupakan hal yang inheren yang dimiliki manusia sejak lahir. Setiap individu
memiliki hak-hak dasar yang sama yang melekat pada dirinya sejak dilahirkan
atau yang disebut dengan hak asasi manusia.
Kesetaraan
manusia bermakna bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki tingkat atau
kedudukan yang sama. Semua manusia diciptakan dengan kedudukan yang sama, yaitu
sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya dibanding makhluk lain. Di hadapan
Tuhan, semua manusia sama derajatnya,kedudukan atau tingkatannya. Yang
membedakan adalah tingkat ketakwaan manusia tersebut terhadap Tuhan.
Kesetaraan
atau kesederajatan tidak sekedar bermakna adanya persamaan kedudukan manusia.
Kesederajatan adalah suatu sikap mengakui adanya persamaan derajat, persamaan
hak, dan persamaan kewajiban sebagai sesama manusia.
3.
Kemajemukan dalam dinamika sosial budaya
Majemuk
berarti beragam, beraneka, dan berjenis-jenis. Usman Pelly (1989)
mengategorikan masyarakat majemuk di suatu kota berdasarkan dua hal, yaitu
pembelahan horizontal dan pembelahan vertical.
Secara
horizontal, masyarakat majemuk, dikelompokkan berdasarkan :
1. Etnik dan rasa tau asal usul keturunan
2. Bahasa daerah
3. Adat istiadat atau perilaku
4. Agama
5. Pakaian, makanan, dan budaya material
lainnya
Secara
vertical, masyarakat majemuk dikelompokkan berdasarkan
1. Penghasilan atau ekonomi
2. Pendidikan
3. Pemukiman
4. Pekerjaan
5. Kedudukan sosial politik
4.
Problematika keragaman & kesetaraan dalam
kehidupan
ü Problematika
keragaman :
Konflik
horizontal yang disebabkan oleh penyakit budaya seperti etnosentrisme
stereotip, prasangka, rasisme, diskriminasi, dan space goating
Etnosentrisme
adalah kecenderungan untuk menetapkan semua norma dan nilai budaya orang lain
dengan standar budayanya sendiri.
Stereotip
adalah pemberian sifat tertentu terhadap seseorang berdasarkan kategori yang
bersifat subjektif, hanya karena dia berasal dari kelompok yang berbeda.
Prasangka
adalah sikap emosi yang mengarah pada cara berpikri dan berpandangan secara
negative dan tidak melihat fakta yang nyata ada.
Rasisme
bermakna anti terhadap ras lain atau ras tertentu di luar ras sendiri.
Diskriminasi
merupakan tindakan yang membeda-bedakan dan kurang bersahabat dari kelompok
dominan terhadap kelompok subordinasinya.
Space
goating artinya pengkambinghitaman.
Solusi
lain yang dapat dipertimbangkan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh
pengaruh negates dari keragaman adalah sebagai berikut :
1. Semangat religious;
2. Semangat nasionalisme;
3. Semangat pluralisme;
4. Dialog antar umat beragama;
5. Membangun suatu pola komunikasi untuk
interaksi maupun konfigurasi hubungan antaragama, media massa, dan harmonisasi
dunia.
ü Problematika
kesetaraan :
Problematika
kesetaraan umumnya adalah munculnya sikap dan perilaku untuk tidak mengakui
adanya persamaan derajat, hak, dan kewajiban antarmanusia atau antarwarga
Upaya
untuk mengatasinya adalah melalui perlindungan dan penegakan HAM disetiap ranah
kehidupan manusia
5.
Contoh konflik horizontal di Indonesia
Contoh konflik
horizontal di Indonesia salah satunya
adalah konflik Poso
Penyebab
konflik tersebut adalah Pola pemukiman eksklusif dan tersegregasi menurut garis
suku yang tumpang tindih dengan garis agama, pola tempat tinggal yang
membedakan kita dan mereka, persaingan sengit antara lembaga-lembaga agama
dalam memperluas teritori masing-masing dan membiakkan pengikut (Islamisasi,
Kristenisasi), dan; Hancurnya lembaga-lembaga adat karena ulah pemerintah pusat
dan sikap tidak bersahabat yang diperlihatkan oleh berbagai lembaga agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar